Minggu, 03 Januari 2010

Sang Revolusioner, Pembawa Bendera Islam



Judul Buku    : Revolusi Sejarah Manusia, Peran Rasul Sebagai Agen Perubahan
Penulis        : Dr. Munzir Hitami
Penerbit    : LKiS Yogyakarta
Cetakan    : I (pertama), Januari 2009
Tebal        : xii + 286 halaman
Peresensi    : Iqro’ Alfirdaus

Peradaban-peradaban, pemikiran, persepsi dan emosi muncul sejak manusia telahir ke dunia ini. Ketika manusia telah membentuk komunitas-komunitas atau suku-suku yang melahirkan sikap primordialitas dalam interaksi sosial, saat itulah mulai terbentuk kekuatan-kekuatan kejahatan, kedzaliman, kebodohan dan penindasan.
Maka kehadiran nabi sebagai utusan Tuhan dengan bekal kitab suci-Nya memiliki peran penting dalam hal ini. Mereka diberi wahyu dan dibebani tanggung jawab yang berat untuk menyerukan kebenaran dan untuk mengajak manusia agar bisa membedakan mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah) dan menyerukan amar makruf nahi munkar. Tidak hanya mengajak manusia untuk mengenal Tuhannya semata. Tetapi juga mengajak mereka untuk membaca sekaligus memahami akan kebesaran-Nya, misalnya, tentang alam semesta beserta isinya di muka bumi.
Seorang nabi adalah revolusioner, yang memadukan dua peran, yaitu peran sebagai seorang nabi yang menerima wahyu Ilahi yang dibimbing oleh kebenaran ilahiyah dan peran seorang revolusioner atau seorang pemberontak yang membawa perubahan-perubahan radikal dalam tatanan sosial yang sudah usang dan mentrasformasikannya ke model-model dan perilaku, pemikiran, emosi dan moral manusia yang sesuai dengan kebenaran wahyu.
Kisah para Rasul dalam al-Qur’an memang pada umumnya membangkitkan makna perubahan. Itulah mengapa penulis berkesimpulan bahwa kisah para Rasul dalam al-Qur’an itu merupakan agen perubahan pada sejarah umat manusia. Al-Qur’an sebagai kitab suci menerangkan betapa penting para rasul dalam mengubah suatu masyarakat bangsa dari masyarakat tribal tak bermoral menjadi masyarakat yang religius dan berakhlak mulia.
Buku Revolusi Sejarah Manusia karya Munzir Hitami ini mengkaji secara detail konsep perubahan umat manusia dalam Alquran dan peran penting para rasul sebagai agen perubahan (agent of change). Alquran, meskipun bukan kitab sejarah banyak memuat informasi mengenai dinamika revolusi umat manusia. Juga jatuh-bangunnya sebuah bangsa yang disebabkan oleh tindakan manusia itu sendiri. Alquran dengan caranya sendiri mewartakan bagaimana sebuah masyarakat atau bangsa mengalami kemajuan pada suatu masa, dan pada masa yang lain mengalami kehancuran.
Secara garis besar telaah tentang sejarah yang dapat digali dari al-Qur’an dapat digolongkan dua macam, yakni perubahan sebagai substansi dan perubahan sebagai fenomena. Perubahan yang pertama lebih mengenai hakikat dan bentuk perubahan, sedangkan yang kedua lebih sebagai gejala dalam perjalanan masyarakat manusia dari suatu umat, baik simbol-simbol, maupun dalam bentuk ajaran-ajaran normatif.
Perubahan umat manusia dalam al-Qur’an maupun dalam realitas empiris di alam dunia ini merupakan peran penting rasul sebagai agen perubahan. Kisah para rasul dalam al-qur’an dapat berfungsi sebagai peringatan (al-Ibrah) bagi umat manusia. Selain itu, kisah tersebut juga sebagai konfirmasi (al-Tashdiq) terhadap kitab-kitab terdahulu, sehingga dimaksudkan untuk memperjelas ajaran kebenaran yang dibawakannya.
Nabi-nabi seperti Musa, Isa al-Masih, dan Muhammad Saw. adalah pemberontak dan revolusioner yang melakukan revolusi melawan penindasan, diskriminasi kelas, korupsi, dan kezaliman tatanan sosialnya masing-masing. Mereka berjuang sepanjang hidupnya untuk kebenaran, kesetaraan, keadilan, dan kebaikan. Inilah salah satu bagian misi penting dan mulia yang dilakukan oleh para nabi, menghilangkan segala bentuk diskriminasi terhadap sesama manusia.
Mereka berjuang dengan gigih dan gagah berani dan mereka membebaskan umat manusia yang menderita karena perbudakan oleh orang-orang yang zalim, orang-orang yang mengeksploitasi orang lain, para bangsawan, para pemilik budak dan para ahli agama. Mereka mengangkat harkat manusia dari jurang tahyul, kelemahan, dan ketidaksempurnaan yang diakibatkan oleh syirik, rasa takut, nafsu yang liar, egoisme, arogansi, dan nafsu kebendaan
Para rasul yang digambarkan dalam kisah al-Qur’an sebagai figur atau tokoh yang lahir dari umatnya adalah pencipta sejarah. Yaitu sebagai agen perubahan dalam sejarah yang terjadi pada kurun waktu di mana peran-peran individual atau pribadi masih dominan sesuai dengan zamannya. Pesan moral yang perlu dimunculkan dari kisah tersebut ialah masyarakat zaman sekarang dapat belajar untuk menangkap berbagai cerminan dibalik simbol-simbol pengalaman umat-umat itu yang pada hakikatnya tetap hidup sepanjang zaman sehingga orang dapat bertindak secara benar pada situasi yang mirip.
Gambaran tentang perubahan yang diperankan oleh para rasul dapat membantu manusia memaknai dan mengambil pesan moralnya dalam konteks kekinian. Kita harus belajar dari semangat kisah tersebut untuk mendiagnosa kompleksitas kehancuran dan kezaliman yang terjadi saat ini. Kita meski butuh sifat ketokohan, keteladanan, serta kepemimpinan yang ditunjukkan para rasul itu ketika mereka dengan caranya sendiri menyelesaikan cobaan, rintangan dan segala bentuk kerusakan lainnya.
Kisah rasul yang diangkat dalam al-Qur’an dimaksudkan agar para pembaca dapat merenungi dan menggugah ”suatu gerakan perubahan” yang terstruktur dan terencana. Semangat kisah dalam al-Qur’an adalah menciptakan suasana lahir dan  batin seseorang untuk melahirkan inspirasi futuristik dan inisiatif yang positif. Jatuh bangunnya suatu bangsa, sangat tergantung pada pergerakan pemimpin dan kaumnya, seperti halnya kisah para rasul dalam buku ini.

0 komentar:

Posting Komentar