Minggu, 03 Januari 2010

‘Menghipnotis’ mad’u Menjadi Muttaqin Sejati


Judul Buku : Seni Berdakwah
Penulis : Ibrahim bin Abdullah al-Muthlaq
Penerbit : Pustaka Insan Madani
Cetakan : I (pertama), 2008
Tebal   : x + 237 halaman
Peresensi : IQRO’ ALFIRDAUS


Kebijaksanaan seorang dai tercermin dari beragam metode yang digunakan untuk mendekati banyak orang (mad’u), sehingga dapat menancapkan kesan dalam hati mereka. Allah telah menciptakan jiwa yang mempunyai beberapa pintu masuk. Artinya, setiap jiwa akan membuka hatinya untuk orang yang mendekatinya dari arah yang menyenangkannya. Jiwa cenderung mendekat kepada orang yang menyayangi dan memesonanya. Maka, tugas seorang dai yang bijak adalah menguasai kunci hati agar ia bisa masuk kedalamnya dan meluluhkannya.
Untuk menguatkan interaksi dengan sasaran dakwah, ada satu metode yang perlu ditempuh. Yaitu dengan ‘mengintimkan’ hubungan antara dai dengan para tokoh. Taktik tersebut punya pengaruh psikis terhadap bobot ujaran sang dai dan bisa mempercepat penerimaan dakwah. Semua metode interaksi tersebut terangkum dalam perbuatan baik sang dai kepada sasaran dakwahnya (mad’u), karena tabiat hati adalah mencintai orang yang berbuat baik kepadanya.
Metode-metode tersebut terkandung dalam dakwah Nabi saw. Beliau mempergauli setiap orang menurut apa yang mereka senangi. Beliau memberikan harta kepada para pecintanya untuk meluluhkan hatinya. Beliau mempergauli orang-orang yang baru masuk Islam dengan sangat baik sehingga bisa mematri iman dalam kalbu mereka. Seperti mengislamkan masyarakat jahiliyah yang menyembah berhala dan berpaling dari Allah. Salah satu wujud kebijaksanaan beliau dalam berdakwah adalah mempersembahkan agama Islam kepada mereka laksana obat yang disuguhkan kepada orang yang sakit.
Buku ini menegaskan pentingnya memberikan kesejukan, kedamaian dan kemudahan terhadap mad’u seperti pemaparan dakwah Rasulullah yang penuh hikmah dengan tutur kata yang lembut dan menyajikan dalil atas kebenaran kerasulan dan ajarannya (doktrin). Dibatasinya pemaparan tersebut pada perkara-perkara yang sederhana. Sebab, demikianlah langkah para rasul.
Strategi lain yang dipakai Rasulullah adalah melembutkan hati dalam bentuk berbuat baik kepada mereka, memaafkan dan membebaskan mereka dari status tawanan. Tindakan tersebut merupakan salah satu cermin kebijaksanaan Rasulullah yang sangat matang. Beliau mencairkan hati orang dengan perbuatan yang menyenangkan hati.
Urgensi tulisan dalam Seni Berdakwah ini terlihat jelas dari aktivitas dakwah dewasa ini. Sebab, meskipun zamannya berbeda, sasaran dakwah tetaplah sama. Sasaran dakwah adalah manusia yang terpengaruh oleh situasi internalnya, seperti situasi keluarganya, kekayaan dan kemiskinannya, keilmuan dan ketidaktahuannya, kekuatan dan kelemahannya dan sebagainya. Situasi tersebut berpengaruh kepada kepribadian sasaran dakwah, kejiwaannya serta cara pandangnya terhadap kehidupan.
Nyatapun, buku ini memberikan sumbangsi partisipatif dalam menerangkan metode yang benar, efektif dan hikmat dalam berdakwah, supaya bisa menjadi lentera bagi para aktivis dakwah. Sepakat atau tidak, jiwa manusia punya tabiat mencintai kesenangan dan kenikmatan.

0 komentar:

Posting Komentar